welcome to_ Na_FUkada official blog-Mohon Maaf - Karena nambah banyak kesibukan, jadi jarang banget up-date Blog--Terimakasih

Minggu, Agustus 7

* Macam-macam syndrome. Part 2


 1. SIDS (Suddent Infant Death Syndrome = Sindrom Kematian Bayi Mendadak)


Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome) adalah suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi yang tampaknya sehat.

SIDS merupakan penyebab kematian yang paling sering ditemukan pada bayi yang berusia 2 minggu-1 tahun. 
3 dari 2000 bayi mengalami SIDS dan hampir selalu ketika mereka sedang tidur. Kebanyakan SIDS terjadi pada usia 2-4 bulan dan terjadi di seluruh dunia.

Penyebab pastinya sampai saat ini belum diketahui, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa SIDS lebih sering terjadi pada bayi yang tidurnya tengkurap dibandingkan dengan bayi yang tidurnya terlentang atau miring. Karena itu sebaiknya bayi ditidurkan dalam posisi terlentang atau miring. 


Resiko terjadinya SIDS juga ditemukan pada bayi yang pada saat tidur wajahnya menghadap ke kasur atau selimut yang lembut/empuk. Karena itu sebaiknya bayi ditidurkan diatas kasur yang keras.

Faktor resiko terjadinya SIDS: 


  • Tidur tengkurap (pada bayi kurang dari 4 bulan) 
  • Kasur yang lembut (pada bayi kuran dari 1 tahun) 
  • Bayi prematur 
  • Riwayat SIDS pada saudara kandung 
  • Banyak anak 
  • Musim dingin 
  • Ibunya perokok 
  • Ibunya pecandu obat terlarang 
  • Ibunya berusia muda 
  • Jarak yang pendek diantara 2 kehamilan 
  • Perawatan selama kehamilan yang kurang 
  • Golongan sosial-ekonomi rendah.

Warning !!!!
SIDS lebih banyak ditemukan pada bayi laki-laki.

Tidak ada gejala yang mendahului terjadinya SIDS, seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-tiba meninggal dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas.

Orang tua yang kehilangan anaknya karena SIDS memerlukan dukungan emosional. Penyebab kematian anaknya tidak diketahui, sehingga mereka seringkali merasa bersalah.

Angka kejadian SIDS telah menurun secara berarti (hampir mendekati 50%) sejak para orang tua dianjurkan untuk menidurkan bayinya dalam posisi terlentang atau miring (terutama ke kanan). (detik healt.)


2. Sindroma Rambut Bau (SHS)



Rambut indah dan selalu wangi sepanjang hari merupakan impian semua orang. Bagi wanita, rambut adalah mahkota yang harus senantiasa bersih dan harum. 

Namun terkadang, sejumlah wanita merasa khawatir karena rambutnya mengeluarkan aroma tak sedap. Meski rajin keramas setiap hari, tetap saja bau apek melekat pada rambut. 

Jika Anda merasakan hal ini, mungkin saja Anda menderita kelainan yang disebut Sindroma Rambut Bau (SHS). Kondisi ini dapat membuat penderitanya merasa malu dan tertekan untuk selalu menjadikan rambut wangi dan segar. 

Seperti dikutip dari laman Daily Mail, gejala yang dialami penderita sangat jelas. Sebagian merasa rambutnya berbau seperti 'spons lama' dan 'anjing basah'. Sering pula rambut berbau 'jamur'.

Tapi hampir semua penderita melaporkan bau pada rambut yang tak sedap, seperti aroma keringat yang asam. Karenanya, mereka akan terus berusaha mencuci dan membersihkan rambutnya walaupun merasa aroma tak sedap tetap ada.

Beberapa penderita merasa tidak percaya diri dengan kondisi ini, sangat malu bahkan bisa mempengaruhi kehidupan sosial mereka hubungan asmara.

Apakah sebenarnya penyebabnya? Dan apa yang dapat dilakukan seorang penderita SHS?

Seorang trichologist atau ahli rambut dan kulit kepala mengatakan, sindroma disebabkan ada kelenjar sebaceous yang melekat pada folikel rambut, memproduksi minyak berlebih.

Glenn Lyons, direktur klinis di Klinik Philip Kingsley Trichological mengatakan, "Rambut yang berminyak, lebih rentan terkena bau dari polusi lingkungan, seperti bau asap, bau aroma masakan kuat dan bau lainnya," ujarnya.

Glenn menunjukkan, pemilik rambut kasar lebih rentan mengalami sindroma ini. Sebab, rambut kasar akan menyerap lebih banyak minyak.

"Orang dengan rambut halus juga bisa mengalami hal serupa jika cenderung menggunakan banyak produk rambut, seperti serum atau mousse. Ini seperti minyak, akan menarik bau dan mengunci mereka ke rambut," ucapnya.

Perubahan tingkat hormon dapat menyebabkan masalah bau rambut meski tak memiliki riwayat rambut berminyak di masa lalu. Saat stres, hormon androgen menyebabkan produksi minyak berlebih penyebab rambut bau.

Pada situasi langka, tumor yang menyekresi androgen di kelenjar pituitari, kelenjar adrenal atau ovarium dapat menimbulkan ketidakseimbangan hormon. Selain itu rambut yang berlebihan atau jerawat juga berpotensi menyebabkan rambut bau.

Glenn Lyons menunjukkan, obat terbaik untuk SHS adalah mencuci rambut secara teratur. Jika perlu dua kali sehari dengan sampo lembut, untuk membersihkan tanpa mengalami pengupasan rambut.

Hindari menggunakan kondisioner di dekat akar rambut, karena ini akan memperburuk kondisi kulit berminyak dan dengan demikian dapat menimbulkan bau.

Iain Sallis, pemilik klinik trichology di Inggris memberi solusi lain. Dia menyatakan kelebihan sebum rambut akibat diet yang kaya makanan pedas, seperti kari pedas, atau ikan berminyak sehingga menimbulkan aroma tak sedap pada rambut.

"Namun, meski jarang, kondisi yang menyebabkan bau sebenarnya infeksi jamur. Ada dua jenis infeksi, yaitu endothrix yang menyerang bagian dalam rambut, dan infeksi ectothrix yang menyerang luar rambut," ujar Sallis. (viva news)

3. Sindrom Aneh yang Hanya Dialami Orang Jepang (Taijin Kyofusho)



 Ilmu psikiatri mengenal jenis sindrom atau gejala khas yang berhubungan dengan budaya, salah satunya bisa ditemukan di Jepang. Sedikitnya, orang Jepang punya 4 gangguan perilaku aneh yang jarang terjadi pada individu yang berasal dari kebudayaan lain.

Sindrom yang berhubungan dengan budaya tertentu disebut culture specific syndrome. Sebagian besar merupakan gangguan mental dan perilaku, meski ada juga yang berupa penyakit fisik misalnya sindrom Nakalanga di Uganda yang menyebabkan penderitanya muntah terus menerus.

Meski masih kontroversial karena belum banyak diteliti, culture specific syndrome diakui sebagai kategori tersendiri dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang disusun oleh American Psychiatric Association. Di dalamnya terdapat sejumlah sindrom unik dari berbagai kebudayaan.

Salah satunya adalah sindrom unik dari Jepang yakni Taijin Kyofusho yang kurang lebihnya bisa diartikan sebagai gangguan (sho) rasa takut (kyofu) terhadap hubungan interpersonal (taijin). Dalam bahasa Inggris, sindrom ini disebut dengan istilah social anxiety disorder.

Meski demikian, gejala yang muncul dalam Taijin Kyofusho sangat khas dan tidak sama seperti social anxiety disorder pada orang barat. Gejalanya hanya dialami oleh orang yang hidup dengan kebudayaan Jepang atau beberapa kebudayaan lain di Asia Timur.

Dikutip dari Informahealthcare, Kamis (23/12/2010), keempat gejala yang termasuk sindrom Taijin Kyofusho adalah sebagai berikut.
Sekimen-kyofu, yakni takut melihat wajah yang bersemu kemerahan (ereuthophobia)
Shubo-kyofu, yakni takut pada cacat tubuh atau (body dysmorphic disorder)
Jikoshisen-kyofu, yakni takut untuk menatap lawan bicara
Jikoshu-kyofu, yakni takut pada bau badan sendiri (osmophobia)
Dr Katsuaki Suzuki dari Hamamatsu University membuktikan dalam sebuah penelitian terbaru, sindrom ini memang banyak dialami oleh penduduk Asia khususnya Jepang. Beberapa di antaranya bahkan tidak dapat ditemukan di masyarakat yang hidup dengan kebudayaan barat.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Psychiatry tersebut mengungkap, orang Jepang lebih rentan dibanding orang Barat untuk mengalami sindrom tersebut karena adanya konsep tentang rasa malu. Orang Jepang umumnya tak cuma takut merasa malu tapi juga tak ingin mempermalukan lawan bicara. (detik health)

4. Sindrom gedung sakit akibat keracunan ion positif

Beberapa keluhan dialami pekerja-pekerja yang menghabiskan waktu dalam gedung ber-AC. Keluhan tersebut antara lain badan pegal-pegal seperti masuk angin, dada sesak, dan sebagainya. Muncul anggapan hal tersebut akibat virus atau bakteri yg dibawa udara dari blower AC. 

Namun kondisi tersebut bisa terjadi akibat tubuh keracunan ion positif. Karena ion positif terlalu besar, darah yang mengandung ion negatif menjadi bereaksi dan mengakibatkan peredaran darah kurang bagus.

Jadi bila merasa kurang enak badan saat berada dalam gedung ber-AC, sebaiknya beristirahat dan keluar dari gedung untuk mendapatkan udara lebih baik tanpa kandungan ion positif yang terlalu besar.

5. Syndrome SADD

Kebanyakan lelaki menyukai konten porno di internet. Apalagi kemudahan mengkakses internet di berbagai tempat dan waktu, serta makin baiknya kualitas jaringan internet, membuat para lelaki ketagihan melihat konten dan tayangan porno.

Tak hanya di Indonesia, di luar negeri-pun, contohnya di Amerika, banyak orang keranjingan menonton konten porno di internet. Tapi persoalannya, kebiasaan itu kini mulai menimbulkan masalah sosial, terutama bagi kehidupan seks warga di sana.

Seorang ahli terapi seks Ian Kerner, Ph.D mengatakan, kebiasaan menikmati konten porno di internet membuat banyak lelaki menderita sindrom yang ia namakan "Sexual Attention Deficit Disorder" atau SADD.

Lelaki yang menderita sindrom ini biasanya mengalami kesulitan untuk fokus pada kehidupan seks yang nyata, dan merasakan hubungan seksual yang kurang harmonis dengan pasangannya. Ia akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan ereksinya saat melakukan hubungan seks dengan pasangannya.

Lelaki seperti ini umumnya juga akan mengalami ejakulasi yang tertunda, atau bisa mengalami ejakulasi dan mencapai klimaks hanya dengan stimulasi atau rangsangan manual ataupun oral.

Hal ini menurut Ian Kerner terjadi karena lekaki tersebut terbiasa dengan khayalan seks, yang dipicu oleh tayangan-tayangan porno yang mereka lihat di internet. Gairah seksnya secara nyata akan berkurang, karena sudah terkuras saat melakukan masturbasi usai melihat konten porno tadi.

Lelaki yang menderita sindrom SADD seperti ini biasanya merasa bosan di atas tempat tidur saat bersama pasangannya. Ia mungkin cepat terangsang dan mengalami ereksi, tetapi tidak secara mental.

Karner menemukan kasus-kasus seperti ini dari keluhan para perempuan yang menjadi pasiennya. Mereka mengeluh karena belakangan suami mereka sering kesulitan mengalami ejakulasi, atau sering merasa tidak interes lagi ketika melakukan hubungan badan.

Setelah diselidiki, Karner menemukan bahwa umumnya para suami yang dikeluhkan itu memiliki kebiasaan melakukan masturbasi lebih banyak dari biasanya. Mengapa? karena mereka kerap melihat konten porno di internet.


Solusi Sindrome SADD

Ian Karner mengaku tidak anti masturbasi. Baginya, masturbasi justru seperti spa selama 30 detik sehari. Tetapi masturbasi yang berlebihan, apalagi dilakukan karena dorongan rangsangan imajiner akibat menonton konten atau tayangan porno, akan berdampak buruk.

Dalam istilah klinis, lelaki seperti ini disebut idiosyncratic masturbatory style. Mereka selalu butuh dorongan seksual lebih yang tidak mereka dapatkan ketika berhubungan badan dengan pasangannya. Akibatnya, mereka berkhayal dan berkhayal untuk mempertahankan ereksinya.

Lalu Bagaimana mengatasinya? Pertama, kurangi frekuensi masturbasi dan simpan semua khayalan dan dorongan seksual itu untuk pasangan Anda. Kalaupun perlu melakukan masturbasi, usahakan kurangi gerakan tangan yang dominan, sehingga sensasi berhubungan badan menjadi berkurang.

Kedua, jangan melihat gambar, foto ataupun video saat berkhayal atau melakukan masturbasi. Gunakan kesempatan ini untuk mengingat kembali pengalaman seks yang romantis bersama pasangan Anda sendiri.

Ketiga, gunakan terus kesempatan dan cari cara untuk membangun khayalan seks bersama pasangan Anda. Tinggalkan internet porno, video porno dan gambar-gambar porno, dan masuklah ke kamar dimana pasangan Anda sudah menunggu di sana. ( liputan6.com)

5. Kebotakan dini atau ANDROGENETIKA ALOPECIA

Kebotakan dini atau ANDROGENETIKA ALOPECIA adalah sindroma kerontokan rambut yang berlangsung secara konstan dan mengakibatkan penipisan yang menjurus pada kebotakan permanen. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, ANDROGENETIKA ALOPECIA akan terus meluas dan pada akhirnya membentuk kebotakan berpola yang bersifat permanen (irreversible). Androgenetika Alopecia adalah kasus kerontokan rambut gradual yang sudah menyebabkan penipisan dan mengarah pada kebotakan permanen. Sindrom ini terjadi pada lebih dari 75% pria dan 30% wanita dengan rentang usia 20 – 50 tahun. Jadi apabila anda mengalami kerontokan berkepanjangan yang mengakibatkan penipisan, dapat dipastikan anda mengalami Androgenetika Alopecia.
Proses pembotakan Androgenetika Alopecia mempunyai simptom yang identikal pada pria maupun wanita, yaitu : dimulai dengan penipisan rambut di areal garis rambut (hairline) dan bergerak bergerak menuju ke area crown [mahkota] dan vertex [ubun-ubun]. Penipisan ini akan terus terjadi (secara progresif) dan tidak dapat dihentikan dengan hair tonik ataupun perawatan rambut biasa. Biasanya pada saat penipisan ini terjadi, kita menjadi panik dan mencoba mencari solusi mudah dengan cara Trial-Error, seperti misal menggunakan hair tonik, mengganti shampo, melakukan creambath, dll. Hal-hal tersebut tidak akan membawa hasil apa-apa dan hanya membuang waktu saja. Proses Trial-Error sangat tidak bermanfaat bagi folikel-folikel yang ada karena seiring dengan berjalannya waktu folikel-folikel menjadi makin terhimpit oleh deposisi DHT.

Penyebab Androgenetika Alopecia
Androgenetika Alopecia biasa disebut sebagai botak keturunan. Betul, maka dari itu disebut sebagai Androgenetika Alopecia. Androgenetika Alopecia disebabkan oleh ketidakmampuan metabolisme internal untuk membuang hormon DHT sehingga DHT yang seharusnya tersekresi keluar bersama dengan keringat, urine dan feses menjadi tersirkulasi ulang dalam tubuh dan menempel pada folikel. Seiring dengan berjalannya waktu, deposit DHT akan terus bertambah dan menghimpit folikel-folikel. Folikel yang terhimpit akan menjadi semakin kecil dan otomatis menumbuhkan rambut-rambut yang miniatur pula. Semakin lama tanpa penanganan konsentrasi deposit DHT akan semakin tinggi dan membuat folikel menyatu dengan daging.

Stadium Androgenetika Alopecia
Androgenetika Alopecia berjalan secara gradual dan mempunyai akibat yang irreversible yaitu kebotakan permanen. Tanpa pengobatan yang tepat guna dan tepat sasaran, konsentrasi DHT di dalam sistem akan semakin menumpuk dan semakin menghimpit folikel-folikel aktif yang ada.

tabel kebotakan


6. Sindrome Turner



Sindrom Turner adalah suatu kondisi yang hanya mempengaruhi anak perempuan dan wanita, yang disebabkan kekurangan kromosom seks. Sindrom Turner dapat menyebabkan berbagai masalah medis dan perkembangan, termasuk perawakan pendek, kegagalan untuk mulai pubertas, infertilitas, cacat jantung dan ketidakmampuan belajar tertentu.

Gejala
Gejala termasuk:
* Rahang bawah kecil
* Langir-langit sempit
* Kelopak terkulai
* Tangan pendek
* Lengan yang berubah ke arah luar pada siku
* Kuku jari menghadap ke atas
* Pembengkakan pada tangan dan kaki, terutama pada saat kelahiran
* Pertumbuhan Tertunda 

Perawatan
Hampir semua gadis dan wanita dengan sindrom Turner membutuhkan perawatan medis yang berkelanjutan dari berbagai spesialis. Check up rutin dan perawatan yang tepat dapat membantu sebagian besar penderita bisa relatif lebih sehat dan hidup mandiri. 

Sumber: medlineplus dan mayoclin

7. SIndorem Klinefelter 



Sindrom Klinefelter adalah kelainan genetik pada laki-laki yang diakibatkan oleh kelebihan kromosom X. Laki-laki normal memiliki kromosom seks berupa XY, namun penderita sindrom klinefelter umumnya memiliki kromosom seks XXY. Penderita sindrom klinefelter akan mengalami infertilitas, keterbelakangan mental, dan gangguan perkembangan ciri-ciri fisik yang diantaranya berupa ginekomastia (perbesaran kelenjar susu dan berefek pada perbesaran payudara), dll.

Laporan pertama mengenai sindrom klinefelter dipublikasikan oleh Harry Klinefelter dan rekannya di Rumah Sakit Massachusetts, Boston. Ketika itu tercatat 9 pasien laik-laki yang memiliki payudara membesar, rambut pada tubuh dan wajah sedikit, testis mengecil, dan ketidakmampuan memproduksi sperma. Pada akhir tahun 1950-an, para ilmuwan menemukan bahwa sindrom yang dialami 9 pasian tersebut dikarenakan kromosom X tambahan pada lelaki sehingga mereka memiliki kromosom XXY. Pada tahun 1970-an, para ilmuwan menyatakan bahwa kelainan klinefelter merupakan salah satu kelainan genetik yang ditemui pada manusia, yaitu 1 dari 500 hingga 1 dari 1.000 bayi laki-laki yang dilahirkan akan menderita sindrom ini.

Penyebab Klinefelter

Kelebihan kromosom X pada laki-laki terjadi karena terjadinya nondisjungsi meiosis (meiotic nondisjunction) kromosom seks selama terjadi gametogenesis (pembentukan gamet) pada salah satu orang tua. Nondisjungsi meiosis adalah kegagalan sepasang kromosom seks untuk memisah (disjungsi) selama proses meiosis terjadi. Akibatnya, sepasang kromosom tersebut akan diturunkan kepada sel anaknya,sehingga terjadi kelebihan kromosom seks pada anak. Sebesar 40% nondisjungsi meiosis terjadi pada ayah, dan 60% kemungkinan terjadi pada ibu. Sebagian besar penderita sindrom klinefelter memiliki kromosom XXY, namun ada pula yang memiliki kromosom XXXY, XXXXY, XXYY, dan XXXYY.

Anak laki-laki dengan kromosom XXY cenderung memiliki kecerdasan intelektual IQ di bawah rata-rata anak normal. Sebagian penderita klinefelter memiliki kepribadian yang kikuk, pemalu, kepercayaan diri yang rendah, ataupun aktivitas yang dilakukan dibawah level rata-rata (hipoaktivitas). Pada sebagian penderita sindrom ini juga terjadi autisme. Hal ini terjadi karena perkembangan tubuh dan neuromotor yang abnormal. Kecenderungan lain yang dialami penderita klinefelter adalah keterlambatan dan kekurangan kemampuan verbal, serta keterlambatan kemampuan menulis. Sifat tangan kidal juga lebih banyak ditemui pada penderita sindrom ini dibandingkan dengan manusia normal. Pada pasien dewasa, kemampuan seksualnya lebih tidak aktif dibandingkan laki-laki normal.

Gejala klinis dari sindrom klinefelter ditandai dengan perkembangan ciri-ciri seksual yang abnormal atau tidak berkembang, seperti testis yang kecil dan aspermatogenesis (kegagalan memproduksi sperma). Testis yang kecil diakibatkan oleh sel germinal testis dan sel selitan (interstital cell) gagal berkembang secara normal. Sel selitan adalah sel yang ada di antara sel gonad dan dapat menentukan hormon seks pria. Selain itu, penderita sindrom ini juga mengalami defisiensi atau kekurangan hormon androgen, badan tinggi, peningkatan level gonadotropin, dan ginekomastia. Penderita klinefelter akan mengalami ganguan koordinasi gerak badan, seperti kesulitan mengatur keseimbangan, melompat, dan gerakan motor tubuh yang melambat. Dilihat dari penampakan fisik luar, penderita klinefelter memiliki otot yang kecil, namun mengalami perpanjangan kaki dan lengan.

Pencegahan

Gejala klinefelter pada janin jarang sekali terdeteksi, kecuali bila menggunakan deteksi sebelum-kelahiran (prenatal detection). Sindrom ini kadang-kadang dapat diturunkan dari ayah penderita klinefelter ke anaknya, oleh karena itu perlu dilakukan deteksi sebelum-kelahiran. Sebagian kecil penderita klinefelter dapat tetap fertil dan memiliki keturunan karena adanya mosaiksisme (mosaicism), yaitu adanya campuran sel normal dan sel klinelfelter sehingga sel normal tetap memiliki kemampuan untuk berkembang biak. 

Semakin cepat dideteksi, penderita klinefelter dapat lebih cepat ditangani dengan terapi farmakologi dan terapi psikologi sebelum memasuki dunia sekolah. Tindakan pencegahan lain yang harus dilakukan adalah uji kemampuan mendengar dan melihat, dan terapi fisik untuk mengatasi masalah motorik dan keterlambatan bicara. Terapi hormon testosteron pada usia 11-12 tahun merupakan salah satu tindakan pencegahan keterbelakangan perkembangan karakteristik seksual sekunder pada pria penderita klinefelter.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...